SELAMATAN ORANG MENINGGAL DI DAERAH MAGELANG
Salah satu budaya Jawa adalah selamatan orang meninggal. Dan itu menjadi bagian adat atau tradisi di daerah tempat tinggal saya di desa wuwuharjo,kajoran,magelang.Masyarakat di daerah saya biasa menyebut dengan Slametan. Dimana Jika ada orang yang meninggal dunia, maka di daerah saya akan mengadakan selamatan, yang inti dari selamatan itu adalah mendo’akan orang yang sudah meninggal. Biasanya dilakukan dengan do’a bersama dengan membaca ayat-ayat Al Qur’an, dan do’a-do’a yang lain.
Selamatan yang biasa dilakukan oleh orang Jawa khususnya di daerah tempat tinggal saya adalah :
- 1-7 hari (telung dina, pitong dina)
- 40 hari (matangpuluh dina)
- 100 hari (nyatus dina)
- Mendhak 1
- Mendhak 2
- 1000 hari (nyewu)
- (kesemuanya menggunakan istilah kejawen)
Orang Jawa mempunyai rumus tersendiri dalam menghitung selamatan. Salah satunya dengan memanfaatkan Hari dan pasaran. Hari adalah Senin,Selasa, Rabu, Kamis, Jum’at , Sabtu dan Minggu. Sedangkan pasaran adalah Pon, wage, Kliwon, Manis (Legi) dan Pahing. Mereka mengkombinasikan hari dan pasaran tersebut sehingga menemukan kapan hari selamatan tersebut. Mereka mempunyai rumus tersendiri dalam menghitung selamatan tersebut.
Orang Jawa begitu familiar dengan penghitungan selamatan seperti itu. Karena mereka sudah mempunyai rumus dalam menghitung selamatan orang meninggal, maka merekapun akan dengan mudah menentukan hari apa harus melakukan selamatan tersebut.contohnya mbah saya meninggal pada hari Jum’at Kliwon, maka selamatannya adalah :
- 3 hari = Minggu Pahing
- 7 hari = Kamis Legi
- 40 hari = Selasa Wage
- 100 hari = Sabtu Wage
- Mendhak 1 = Senin Pon
- Mendhak 2 = Sabtu Pon
- 1000 hari = Rabu wage
Dan semua ketentuan di atas dilakukan oleh sebagian besar masyrakat di kecamatan kajoran.(di ceritakan kembali oleh m.lukman hakim mahasiswa fakultassyari’ah dan hukum uin suka jogja berdasar info dari para sesepuh kampung di desa wuwuharjo,kajoran .magelang jawa tengah.)[1]
[1] http://ilmukomputer.org/2009/02/24/menghitung-selamatan-slametan-orang-meninggal/
Dan disadur kembali oleh m.lukman hakim
Tidak ada komentar:
Posting Komentar